25 September 2013

LUBANG



aku adalah seperangkat keinginan
yang lekas-lekas engkau lupakan sebagai jadwal percakapan setiap malam

di kotak pesan tanganku memanjang,
merangkul apa dan bagaimana segala kabar aku taklukkan

di luar sana, suara engkau lingkarkan di telinga;
memutar kejenuhan yang engkau rapalkan
menjadi panas matahari yang mendekat beberapa senti

jendela ini, apakah?
pintu ini sudahkah?

kita sama-sama membiarkannya selebar dada kita
saling mendebar
tapi tiba-tiba kau banting setiap yang pernah menjadi lembaran mata kita
yang terbuka oleh rupa-rupa cahaya

lantas kita semakin mengeras sebab terkuras
oleh jarak yang semakin padat lalu lintas—
membiarkan angin mengikis cadas batu-batu yang menepi di sepanjang tubuh kita
untuk tidak membangun lubang-lubang
yang di dalamnya kita umpamakan sebagai kenangan

Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar